tag:blogger.com,1999:blog-41192391157989629202024-03-05T22:58:42.175+07:00Contoh Makalah TerbaruAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08376917937706326150noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-4119239115798962920.post-2539901547813128132015-09-24T23:17:00.000+07:002015-10-01T12:31:53.241+07:00Contoh Makalah Hukum Waris Bagian 2<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQWB8bJi55Q5Q0CX5qZjmjZxF3qqkzvLiiiKnuR1N4WRU2LhW_b_lvAQAOs2dC1tUmdDWvCqSPsC1stLX5AFOWnXLlhZcY5RRlw0GdnFYPvN81ragH8E7YkgHx_Udz-LRYhowRpB3lB1Qa/s1600/contoh+makalah+hukum+waris.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="163" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQWB8bJi55Q5Q0CX5qZjmjZxF3qqkzvLiiiKnuR1N4WRU2LhW_b_lvAQAOs2dC1tUmdDWvCqSPsC1stLX5AFOWnXLlhZcY5RRlw0GdnFYPvN81ragH8E7YkgHx_Udz-LRYhowRpB3lB1Qa/s400/contoh+makalah+hukum+waris.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<b><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">III.</span></b><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><b><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pelaksanaan Hukum Waris Islam di Indonesia</span></b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak
berdirinya kerajaan-krajaan Islam di Nusantara (Demak dan sebagainya) dan juga
pada zaman VOC, hukum Islam sudah dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam
Indonesia sebagai konsekuensi iman dan penerimaan mereka terhadap agama Islam.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karena
itu, pada waktu pemerintah kolonial Belanda mendirikan Pengadilan Agama.<span style="color: black;">[10]</span>
Di Jawa dan Madura pada tauhun1882 (Stb. 1882 Nomor 152) para pejabatnya telah
dapat menentukan sendiri perkara-perkara apa yang menjadi wewenangnya, yakni
semua perkara yang berhubungan dengan perkawinan, perceraian, mahar, nafkah,
sah tidaknya anak, perwalian, kewarisan, hibah, sedekah, <i>Baitul Mal</i>, dan
wakaf.<span style="color: black;">[11]</span>
Sekalipun wewenang Pengadilan Agama tersebut tidak ditentukan dengan jelas.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada
tahun 1937, wewenang pengadilan agama mengadili perkara waris dicabut dengan
keluarnya Stb. 1937 Nomor 116 dan 610 untuk jawa dan Madura dan Stb. 1937 Nomor
638 dan 639 untuk Kalimantan Selatan.<span style="color: black;">[12]</span>
</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengadilan
Agama di luar Jawa-Madura dan Kalimantan Selatan sampai Belanda dan Jepang
meninggalkan Indonesia belum terbentuk secara resmi. Namun ia (pengadilan
agama) tetap menjalankan tugasnya sebagai bagian dari Pengadilan Adat atau
Pengadilan Sultan. Baru pada tahun1957 diundangkan PP Nomor 45 Tahun1957 yang
mengatur Pengadilan Agama di luar Jawa-Madura dan Kalimantan Selatan dengan
wewenang yang lebih luas, yaitu disamping kasus-kasus sengketa tentang
perkawinan juga mempunyai wewenang atas waris, <i>hadhanah</i>, wakaf, sedekah,
dan <i>Baitul Mal</i>. Tetapi peraturan yang menyatakan bahwa putusan
Pengadilan Agama harus dikuatkan oleh Pengadilan Umum tetap berlaku.<span style="color: black;">[13]</span></span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut
Daniel D. Lov, seorang sarjana Amerika yang menulis buku <i>Islamic Courts in
Indonesia</i>, hasil penelitiannya pada Pengadilan Agama di Indonesia, bahwa
pengadilan agama di Jawa dan Madura sekalipun telah kehilangan kekuasaanya atas
perkara waris tahun 1937, namun dalam kenyataanya masih tetap menyelesaikan
perkara-perkara waris dengan cara-cara yang sangat mengesankan. Hal ini terbukti,
bahwa Islam lebih banyak yang mengajukan perkara waris ke Pengadilan Agama
daripada ke Pengadilan Negeri.<span style="color: black;">[14]</span>
Dan penetapan Pengadilan Agama itu sekalipun hanya berupa fatwa waris yang
tidak mempunyai kekuatan hukum, tetapi kebanyakan fatwa-fatwa warisnya diterima
oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Bahkan di Jawa sudah sejak lama fatwa waris
Pengadilan Agama diterima oleh notaris dan para hakim Pengadilan Negeri sebagai
alat pembuktian yang sah atas hak milik dan tuntutan yang berkenaan dengan itu.
Demikian pula halnya dengan pejabat pendaftaran tanah di Kantor Agraria.<span style="color: black;">[15]</span></span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada
tahun 1977/1978 Badan Pembinaan Hukum Nasional bekerja sama dengan Fakultas
Hukum Universita Indonesia mengadakan penelitian di lima daerah, yakni D.I.
Aceh, Jambi, Palembang, DKI Jaya, dan Jawa Barat. Dan hasilnya antara lain
adalah sebagai berikut :</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.35pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.</span><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Masyarakat Islam di lima daerah tersebut
yang menghendaki berlakunya hukum waris Islam untuk mereka sebanyak 91,35%,
sedang yang menghendaki berlakunya hukum waris adat sebanyak 6,65%</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.35pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.</span><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kalau terjadi sengketa waris, maka mereka
yang memilih Pengadilan Agama 77,16%, sedangkan yang memilih Pengadilan Negeri
15,5%</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kemudian
kedua lembaga tersebut di atas mengadakan penelitian pada tahun 1978/1979 di
sembilan daerah, yakni : Jakarta Barat, Kota Cirebon, Kota Serang, Kota
Pekalongan, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Mataram dan
sekitarnya, N.T.B., dan Kota Banjarmasin. Dan hasilnya antara lain adalah
sebagai berikut :</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.35pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.</span><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Masyakarat Islam di sembilan daerah
tersebut yang menghendaki berlakunya hukum waris Islam untuk mereka sebanyak
82,9%, sedangkan yang menghendaki berlakunya hukum waris adat bagi mereka hanya
11,7%</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.35pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.</span><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kalau terjadi sengketa waris, maka mereka
yang memilih Pengadilan Agama mengadili kasus warisnya sebanyak 68,3%,
sedangkan yang memilih Pengadilan Negeri sebanyak 27,7%.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karena
itu apabila sengketa warus yang terjadi antara orang Islam diajukan ke
Pengadilan Negeri, maka seharusnya diputus menurut hukum waris Islam sesuai
dengan agama yang bersangkutan berdasarkan isi pasal 131 dan juga Keputusan
Mahkamah Agung Nomor 109K/Sip/1960 tanggal 20-9-1960, yang menyatakan bagi
golongan pribumi berlaku hukum adat, sedangkan <i>hukum faraid</i> (hukum waris
Islam) diberlakuka sebagai hukum adat, karena merupakan <i>the living law</i>
dan menjadi cita-cita moral dan hukum bangsa Indonesia.<span style="color: black;">[16]</span></span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karena
itu, patut disesalkan apabila kasus-kasus warisan keluarga Muslim seperti kasus
warisan H. Subhan Z.E. diputus oleh Pengadilan Negeri menurut hukum adat pada
tanggal 16 Maret 1973 (Pengadilan Negeri Jakarta Pusat) dengan pertimbangan
antara lain, “Walupun pewaris/almarhum H. Mas Subhan adalah seorang tokoh Islam
di Indonesia tidak berarti dapat diberlakukan hukum waris Islam oleh karena
almarhum/pewaris berasal dan tempat tinggal di Jawa”.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jelaslah,
bahwa hakim Pengadilan Negeri yang mengadili kasus H. Subhan Z.E. tersebut
masih menganut teori resepsi yang telah “usang” itu. Sebab UUD 1945 sebagai
konstitusi RI dengan sendirinya telah menghapus <i>Indische Staatsregeling </i>sebagai
konstitusi yang dibuat pemerintah kolonial Belanda untuk Hindia Belanda dahulu.<span style="color: black;">[17]</span>
Sebagai salah satu fakta yang menunjukkan teori resepsi telah ditinggalkan,
ialah UU Perkawinan Nomor 1/1974. Sebab di dalamnya terdapat beberapa pasal dan
penjelasannya yang menunjukkan peranan agama untuk sahnya perkawinan dan
perjanjian perkawinan dan sebagainya tanpa ada embel-embel “yang telah diterima
oleh hukum ada”.<span style="color: black;">[18]</span></span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<b><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">IV.</span></b><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><b><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penutup </span></b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari
uraian yang telah dikemukakan di atas, dapatlah disampaikan beberapa kesimpulan
dan saran/harapan sebagai berikut :</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.</span><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hukum Islam khususnya hukum keluarganya
termasuk hukum warisnya telah lama dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam
Indonesia atas dasar kemauan sendiri sebagai konsekuensi iman dan penerimaan
mereka terhadap agama Islam. Karena itu, hukum Islam tersebut hendaknya
dijadikan <i>sumber yang utama</i> untuk pembentukan hukum nasional (mengingat
mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan kesadaran hukum agamanya), di
samping hukum-hukum lain yang hidup di negara Indonesia</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.</span><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di Indonesia hingga kini belum ada
kitab/himpuna hukum Islam yang lengkap terutama mengenai hukum keluarga Islam
termasuk hukum waris Islam Indonesia, baik yang tradisional maupun yang modern.
Karena itu, hendaknya para ulama dan cendekiawan Muslim segera menyusun <i>Himpunan
Hukum Islam </i>tersebut tanpa terikat dengan suatu madzhab tertentu, tetapi
hukum Islam tersebut harus bisa memenuhi rasa keadilan, sesuai dengan
kemaslahatan umat, dan kemajuan zaman.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.</span><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akibat politik hukum pemerintah kolonial
Belanda yang hendak mengikis habis pengaruh Islam dari negara jajahannya –
Indonesia, maka secara sistematis <i>step by step</i> Belanda mencabut hukum
Islam dari lingkungan tata-hukum Hindia Belanda. Dan akibat politik hukum Belanda
yang sadis itu masih dirasakan oleh umat Islam Indonesia sampai sekarang.
Karena itu, sesuai dengan semangat Orde Baru yang bertekad melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara konsekuen dan murni, maka hendaknya produk-produk
hukum warisan kolonial dan warisan Orde Lama, dapat segera dicabut dan diganti
dengan hukum nasional yang bisa memenuhi rasa keadilan dan kesadaran hukum
rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.</span><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Khusus hukum waris Islam yang ternyata
diterima dan dikehendaki berlakunya oleh umat Islam di semua daerah yang telah
diteliti oleh BPHN dan Fakultas Hukum UI pada tahun 1977-1979, dan
praktek-praktel Pengadilan Agama dalam hukum waris Islam yang sangat
mengesankan; maka sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman, hendaknya kedudukan dan wewenang Pengadilan Agama
disejajarkan dengan Pengadilan Negeri. Karena itu, UU tentang Struktur dan
Yurisdiksi Pengadilan Agama yang akan diundangkan nanti benar-benar menempatkan
kedudukan Pengadilan Agama sejajar dengan Pengadilan Negeri dan wewenang
Pengadilan Agama sekurang-kurangnya dikembalikan seperti semula sebelum ada
teori resepsi Snouck Hurgronje. Sebab teori resepsi ini bertentangan dengan
ajaran Islam. Sebaliknya teori <i>reception in complexuvan de Berg</i> itulah
yang sesuai dengan ajaran Islam.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 14pt; line-height: 150%;">DAFTAR
PUSTAKA</span></b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt;">Moch. Koesnoe,<i> Perbandingan antara Hukum Islam, Hukum Eropa dan Hukum
Adat.</i> Seminar Pembinaan Kurikulum Hukum Islam di Perguruan Tinggi, Badan
Kerjasama PTIS, Kaliurang, 1980.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt;">Biro<i> </i>Pusat Statistik,<i> Penduduk Indonesia Menurut Propinsi,</i>
Seri L No. 3, Tabel 6. Cf. Tabel 9.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt;">Ahmad Azhar Basyir,<i> Hukum Adat Bagi Umat Islam,</i> Yogyakarta, Nur
Cahaya, 1983. Cf. Sajuti Thalib,<i> Receptio A Contrario</i> (Hubungan Hukum
Adat dengan Hukum Islam), Jakarta, Bina Aksara, 1982.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt;">Muhammad Sallam Madkur,<i> Al-Magkhal lil Fiqh al-Islamy,</i> Cairo, Dar
al-Nahdhah al-‘Arabiyah, 1960</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt;">M. Hasbi Ash-Shiddieqy,<i> Falsafah Hukum Islam,</i> Jakarta, Bulan
Bintang, 1975.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt;">Amir Syarifuddin,<i> Pelaksanaan Hukum Kewarisan dalam Lingkungan Adat
Minangkabau,</i> Jakarta, Gunung Agung, 1984.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt;">Masjfuk Zuhdi,<i> Ijtihad dan Problematikanya dalam Memasuki Abad XV
Hijriyah,</i> Surabaya, Bina Ilmu, 1981.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt;">___________, “Pelaksanaan Hukum Faraid di Indonesia”, <i>Al-Mizan,</i> No.
2 Tahun I, 1983.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt;">Notosusanto,<i> Organisasi dan Jurisprudensi Peradilan Agama di Indonesia,</i>
Yogyakarta, B.P. Gadjah Mada, 1963.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt;">Bustanul Arifin, “Pelaksanaan Hukum Islam di Indonesia”,<i> Al-Mizan,</i>
Nomor 3 Tahun I, 1983.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt;">Muhammad Daud Ali,<i> Kedudukan Hukum Islam dalam Sistem Hukum Indonesia,</i>
Jakarta, Yayasan Risalah, 1984.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 12pt;">
</span><br />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<span lang="IN" style="font-size: 12pt;">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[1]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Mengenai hukum Islam, hukum adat, hukum Eropa yang
berlaku di Indonesia dewasa ini, <i>vide</i> Moch. Koesnoe,<i> Perbandingan
antara Hukum Islam, Hukum Eropa dan Hukum Adat.</i> Seminar Pembinaan Kurikulum
Hukum Islam di Perguruan Tinggi, Badan Kerjasama PTIS, Kaliurang, 1980, hlm.
1-20<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[2]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, penduduk
Indonesia menurut agama berjumlah 147.490.298 jiwa yang beragama Islam 125.462.176
jiwa (87,09%), <i>vide </i>Biro<i> </i>Pusat Statistik,<i> Penduduk Indonesia
Menurut Propinsi,</i> Seri L No. 3, Tabel 6, hlm. 20-21. Cf. Tabel 9, hlm.
26-27<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[3]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Mengenai pandangan Islam terhadap adat/hukum adat,<i>
vide</i> Ahmad Azhar Basyir,<i> Hukum Adat Bagi Umat Islam,</i> Yogyakarta, Nur
Cahaya, 1983, hlm. 27-34. Cf. Sajuti Thalib,<i> Receptio A Contrario</i>
(Hubungan Hukum Adat dengan Hukum Islam), Jakarta, Bina Aksara, 1982, hlm/
65-70<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[4]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> <i>Vide</i> Muhammad Sallam Madkur,<i> Al-Magkhal lil
Fiqh al-Islamy,</i> Cairo, Dar al-Nahdhah al-‘Arabiyah, 1960, hlm. 211-212. Dan
untuk memahami/mencari hikmah di balik ketetapan suatu hukum Islam, <i>vide </i>M.
Hasbi Ash-Shiddieqy,<i> Falsafah Hukum Islam,</i> Jakarta, Bulan Bintang, 1975,
hlm. 380-404<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[5]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Perhatikan al-Qur’an Surat al-Nisa ayat 11 dan 12<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[6]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> <i>Vide</i> Amir Syarifuddin,<i> Pelaksanaan Hukum
Kewarisan dalam Lingkungan Adat Minangkabau,</i> Jakarta, Gunung Agung, 1984,
hlm. 66<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[7]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> <i>Ibid.,</i> hlm. 57<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[8]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Mengenai sebab-sebab timbulnya perbedaan
pendapat/fatwa hukum, <i>vide</i> Masjfuk Zuhdi,<i> Ijtihad dan Problematikanya
dalam Memasuki Abad XV Hijriyah,</i> Surabaya, Bina Ilmu, 1981, hlm. 16-17. Dan
mengenai metode ijtihad yang dipakai oleh Imam Mazhab Empat,<i> Ibid.,</i> hlm.
22-26<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[9]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> <i>Vide</i> Muhammad Sallam Madkur,<i> op.cit.,</i>
hlm. 118-127<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[10]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Nama resminya <i>Priester Road </i>(Pengadilan
Pendeta), nama yang asing bagi umat Islam Indonesia sendiri, dan pemberian nama
yang salah, karena Islam tak mengenal kependetaan, sebab Islam punya prinsip <i>equality
before God.</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[11]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> <i>Vide</i> Notosusanto,<i> Organisasi dan
Jurisprudensi Peradilan Agama di Indonesia,</i> Yogyakarta, B.P. Gadjah Mada,
1963, hlm. 10<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[12]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Perhatikan pasal 2a Stb. 1937 Nomor 116 dan 610 dan
pasal 3 Stb. 1937 Nomor 638 dan 639 yang menetapkan yurisdiksi Pengadilan Agama
di Jawa-Madura dan Pengadilan Agama di Kalimantan Selatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[13]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Bustanul Arifin, “Pelaksanaan Hukum Islam di
Indonesia”,<i> Al-Mizan,</i> Nomor 3 Tahun I, 1983, hlm. 24-25<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[14]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Ny. Habibah Daud mengadakan penelitian di DKI Jakarta
pada tahun 1976, dan hasilnya bahwa dari 1081 orang hanya 47 orang yang
mengajukan perkara waris ke Pengadilan Negeri (4,35%), dan 1034 orang (96,65%)
mengajukan perkara waris ke Pengadilan Agama. <i>Vide</i> Muhammad Daud Ali,<i>
Kedudukan Hukum Islam dalam Sistem Hukum Indonesia,</i> Jakarta, Yayasan
Risalah, 1984m hlm. 24-25<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[15]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> <i>Ibid.,</i> hlm. 25<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[16]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> <i>Vide </i>Masjfuk Zuhdi, “Pelaksanaan Hukum Faraid
di Indonesia”, <i>Al-Mizan,</i> No. 2 Tahun I, 1983, hlm. 39-40<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[17]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Yang pro dan yang kontra terhadap teori resepsi
Snouck Hurgronje dengan argumentasinya masing-masing,<i> vide</i> Sajuti
Thalib,<i> op.cit., </i>hlm. 19-23, dan hlm. 65-72<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-size: 10pt;">[18]</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Perhatikan pasal 2 (sahnya perkawinan) pasal 29
(sahnya perjanjian perkawinan), dan penjelasan pasal 37 (harta benda suami
istri yang cerai) menunjukkan berlakunya hukum agama termasuk hukum Islam
Indonesia tanpa harus disandarkan berlakunya hukum Islam tersebut pada hukum
adat, tetapi cukup berdasarkan secara langsung peraturan UU yang bersangkutan
dalam hal ini UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Baca preview <a href="http://contohmakalahterbaru.blogspot.com/2013/04/contoh-makalah-hukum-waris.html" target="_blank">contoh makalah hukum waris</a> bagian 1 dan <a href="http://www.kamulah.com/kumpulan-contoh-makalah-hukum/" target="_blank">contoh makalah hukum</a>.</div>
<div class="blogger-post-footer">Credit by <a href='http://contohmakalahterbaru.blogspot.com/'>Contoh Makalah Terbaru</a></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08376917937706326150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4119239115798962920.post-80097805508108700982015-06-25T07:02:00.000+07:002015-10-01T12:31:35.965+07:00Contoh Skripsi Strategi Pemasaran Produk Jasa Asuransi<div style="text-align: justify;">
Dibawah ini adalah salah satu <a href="http://www.kamulah.com/contoh-makalah-strategi-pemasaran/" target="_blank">contoh skripsi strategi pemasaran</a>. Semoga dapat bermanfaat untuk kalian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLSC2Mg12wP3RXR2h8NVzaAXKt_0ypJUrlFf8Ph_i6C-O9O1_ZkypLnqGrzVsWn48ICM6JwKfzDZcw6zgvOX_5gWO1JKWgFRl2VqiHRL7pLYxJ0MErk3zcoOh8g3yhFXFsX6DXeLxKwZwX/s1600/strategi+pemasaran+produk+jasa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="264" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLSC2Mg12wP3RXR2h8NVzaAXKt_0ypJUrlFf8Ph_i6C-O9O1_ZkypLnqGrzVsWn48ICM6JwKfzDZcw6zgvOX_5gWO1JKWgFRl2VqiHRL7pLYxJ0MErk3zcoOh8g3yhFXFsX6DXeLxKwZwX/s320/strategi+pemasaran+produk+jasa.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>PERANAN STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN PRODUK JASA ASURANSI PADA PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA (011)</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>BAB I</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>PENDAHULUAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan,baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti resiko kematian, atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai resiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan mulai membaiknya iklim dan minat masyarakat dalam bidang asuransi mengakibatkan tingkat persaingan di dunia asuransi menjadi semakin ketat. Strategi pemasaran merupakan salah satu senjata bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan pasar. Pada dasarnya strategi pemasaran adalah mencari kecocokan antara kemampuan internal perusahaan dengan peluang eksternal yang ada di pasar. Mencari kecocokan ini merupakan tanggung jawab dari bagian pemasaran untuk menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan produk yang dihasilkan dan sesuai dengan dengan segmen pasar yang ingin dituju oleh produk yang diluncurkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengenali karakteristik pasar dan struktur pasar sangatlah menguntungkan bagi perusahaan untuk dapat tetap bersaing dan survive (kelangsungan hidup perusahaan). Kelemahan dan keunggulan perusahaan hendaknya dianalisis sehingga menjadi sebuah titik tolak yang kuat buat perusahaan dalam mengambil keputusan yang efektif dan efisien serta untuk memperkuat posisinya dari para pesaing yang ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah pencapaian profit (laba) dan hal ini dapat juga sebagai tolak ukur dalam sukses atau tidaknya sebuah perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Selain itu efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan operasional perusahaan juga memegang peranan penting. Efesiensi yang dimaksud adalah strategi pemasaran yang dilakukan dengan perhitungan dan pertimbangan yang tepat sehingga tidak ada pemborosan biaya baik itu dalam operaional maupun dalam biaya promosi maupun iklan dan efektifitas yang dimaksud ialah pemilihan stategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan pasar yang dilayani oleh perusahaan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat tercapai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa bagi masyarakat juga harus menghadapi persaingan yang cukup ketat dengan perusahaan asuransi lainnya. Agar PT. SLFI dapat bertahan dan berkembang dengan baik maka PT.SLFI harus dapat menciptakan kemampuan bersaing baik dalam hal jenis produk, harga maupun segmen yang dituju sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing dan memenangkan persaingan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimanakah strategi pemasaran yang dijalankan oleh PT. SUN LIFE FINANSIAL INDONESIA dalam menghadapi persaingan di dunia asuransi. Oleh karena itu penulis memilih judul skripsi,”<b>PERANAN STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN PRODUK JASA ASURANSI PADA PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA</b>”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. PERUMUSAN MASALAH</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun permasalahan yang akan di bahas penulis dalam skripsi ini adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Apakah strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT.SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA sudah efektif sehingga mampu bersaing di pasar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Apakah target penjualan pada PT.SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA dapat terealisasi? (data selama dua tahun yaitu 2002-2003).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>C. HIPOTESIS</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah yang harus diuji kebenarannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hipotesis yang dikemukan oleh penulis ialah strategi pemasaran yang dimiliki oleh PT.SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA masih belum efektif dan masih lemah. Hal ini akan dibuktikan melalui uraian deskriptif dari: pasar, bauran pemasaran dan persaingan yang ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuan penelitian pada PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA ialah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mencari perbandingan antara teori dan praktek khususnya tentang peranan strategi pemasaran dalam usaha meningkatkan penjualan produk jasa asuransi di PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada pada perusahaan khususnya pada strategi pemasaran yang diterapkan pada PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan manfaat penelitian ini ialah:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya yang berhubungan dengan strategi pemasaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. sebagai bahan untuk menambah pengetahuan di bidang asuransi khususnya tentang peranan strategi pemasaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
E. METODOLOGI PENELITIAN</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Data yang Diperlukan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengadakan penelitian guna mendapatkan data dan informasi yang akan digunakan sebagai bahan analisis, dalam hal ini yang diperlukan adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>a. Data Primer</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yakni merupakan data yang diperoleh dengan cara mendatangi langsung obyek penelitian, dimana data yang diperoleh hasilnya actual dan dapat dipertanggungjawabkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>b. Data sekunder</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yakni merupakan data yang diperoleh dari bahan-bahan bacaan, yaitu leteratur, catatan kuliah dan lain-lain yang berhubungan dengan hal tersebut serta sejarah ringkas perusahaan, Struktur organisasi dan Uraian tugas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Metode Penelitian</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini, penulis melakukan dua (2) bentuk penelitian yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menguatkan ide/gagasan dalam menganalisis dan mengevaluasi hasil penelitian lapangan, maka diperlukan landasan seperti teori-teori atau pendapat para ahli yang bersumber dari buku-buku bacaan, bahan kuliah, majalah-majalah ilmiah dan sumber-sumber lainnya yang dianggap penting dan ada hubungannya dengan tulisan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>b. Penelitian Lapangan (Field Research)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan peninjauan langsung kepada objek penelitian dilapangan dalam hal ini PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian secara nyata, tepat dan akurat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Tehnik Pengumpulan Data</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa cara yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>a. Observasi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yaitu mendapatkan data dari objek penelitian dengan cara mendatangi langsung ke objek penelitian dalam hal ini PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA guna melihat secara dekat bagaimana peranan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan produk jasa asuransi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>b. Wawancara (Interview)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama observasi dilakukan, penulis juga melakukan wawancara dan komunikasi dengan staff, karyawan maupun jajaran pimpinan perusahaan itu sendiri untuk mendapatkan input-input ataupun masukan-masukan yang berhubungan dan berguna dalam bidang yang akan diteliti sebagai bahan penulisan skripsi ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Metode Analisis</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam menganalisis data-data yang telah ada. Penulis menggunakan dua metode analisis yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Metode Analisis Deskriptif</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan merumuskan dan menafsirkan data yang diperoleh, menyusun dan mengklasifikasikan serta menganalisis, dan menginterprestasikannya sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan perusahaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Metode Analisis Deduktif</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yaitu suatu metode ilmiah dimana fakta-fakta yang diperoleh dianalisis dengan menguraikan teori-teori yang berlaku. Selanjutnya dicoba untuk menarik kesimpulan untuk membuktikan hipotesa yang dapat digunakan untuk membuat saran-saran yang berguna bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh <b>PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA</b>.<br />
<br />
Baca kelanjutan skripsi diatas di <a href="http://contohmakalahterbaru.blogspot.com/2013/05/contoh-skripsi-strategi-pemasaran_8695.html" target="_blank">Contoh Skripsi Strategi Pemasaran Produk Dan Jasa Bagian 2</a>.</div>
<div class="blogger-post-footer">Credit by <a href='http://contohmakalahterbaru.blogspot.com/'>Contoh Makalah Terbaru</a></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08376917937706326150noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4119239115798962920.post-15320390358172761842015-05-27T07:13:00.000+07:002015-10-01T12:31:17.058+07:00Contoh Skripsi Strategi Pemasaran Produk Dan Jasa Bagian 2<div>
Dibawah ini merupakan lanjutan dari <a href="http://contohmakalahterbaru.blogspot.com/2013/05/contoh-skripsi-strategi-pemasaran.html" target="_blank">Contoh Skripsi Strategi Pemasaran Produk Jasa Asuransi</a> bagian 1 dan <a href="http://www.kamulah.com/contoh-makalah-strategi-pemasaran/" target="_blank">contoh makalah strategi pemasaran</a>.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLSC2Mg12wP3RXR2h8NVzaAXKt_0ypJUrlFf8Ph_i6C-O9O1_ZkypLnqGrzVsWn48ICM6JwKfzDZcw6zgvOX_5gWO1JKWgFRl2VqiHRL7pLYxJ0MErk3zcoOh8g3yhFXFsX6DXeLxKwZwX/s1600/strategi+pemasaran+produk+jasa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="264" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLSC2Mg12wP3RXR2h8NVzaAXKt_0ypJUrlFf8Ph_i6C-O9O1_ZkypLnqGrzVsWn48ICM6JwKfzDZcw6zgvOX_5gWO1JKWgFRl2VqiHRL7pLYxJ0MErk3zcoOh8g3yhFXFsX6DXeLxKwZwX/s320/strategi+pemasaran+produk+jasa.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
<b>4. </b><b>SISTEMATIKA PEMBAHASAN</b></div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
Secara garis besar skripsi ini akan dibagi dalam lima (5) bab dan setiap bab dibagi atas beberapa sub bab dengan kebutuhan pembahasan dan uraiannya sebagai berikut.</div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
<b>BAB I : PENDAHULUAN</b></div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
Dalam bab pendahuluan ini penulis mengemukakan secara ringkas latar belakang pemilihan judul, permasalahan, hipotesis, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
<b>BAB II : URAIAN TEORITIS</b></div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
Di dalam bab ini penulis mencoba membuat uraian teoritis yang menunjang mengenai pengertian pasar dan pemasaran, strategi pemasaran, startegi bersaing, bauran pemasaran, dan pengertian asuransi serta manfaat asuransi.</div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
<b>BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA.</b></div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
Pada bab ini penulis mencoba menjelaskan tentang : sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas, perkembangan penjualan, jenis-jenis produk yang dipasarkan, situasi persaingan dan strategi pemasaran.</div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
<b>BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI</b></div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
<b></b>Pada bab ini penulis mencoba memberikan analisis dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan membandingkannya antara teori dan hasil penelitian dari perusahaan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
<b>BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN</b></div>
<div style="background-color: white; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">
<b></b>Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan atas hasil penelitian dengan memberikan sumbangsih berupa saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan maupun civitas akademika Universitas Sumatera Utara.</div>
<div class="blogger-post-footer">Credit by <a href='http://contohmakalahterbaru.blogspot.com/'>Contoh Makalah Terbaru</a></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08376917937706326150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4119239115798962920.post-8954596769693091332015-05-08T21:13:00.000+07:002015-10-01T12:31:01.863+07:00Contoh Makalah Hukum Waris<div style="text-align: justify;">
Dibawah ini teman-teman dapat membaca salah satu <a href="http://www.kamulah.com/kumpulan-contoh-makalah-hukum/" target="_blank">contoh makalah hukum</a> waris.<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<span lang="IN"><b><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">HUKUM WARIS DI INDONESIA MENURUT ISLAM</span></b></span><b><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN"><b><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"><br /></span></b></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I.</span></b><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><b><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pendahuluan</span></b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di
negara kita RI ini, hukum waris yang berlaku secara nasioal belum terbentuk,
dan hingga kini ada 3 (tiga) macam hukum waris yang berlaku dan diterima oleh
masyarakat Indonesia, yakni hulum waris yang berdasarkan hukum Islam, hukum
Adat dan hukum Perdata Eropa (BW).<span style="color: black;">[1]</span>
Hal ini adalah akibat warisan hukum yang dibuat oleh pemerintah kolonial
Belanda untuk Hindia Belanda dahulu.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kita
sebagai negara yang telah lama merdeka dan berdaulat sudah tentu mendambakan adanya
hukum waris sendiri yang berlaku secara nasional (seperti halnya hukum
perkawinan dengan UU Nomor 2 Tahun1974), yang sesuai dengan bangsa Indonesia
yang berfalsafah Pancasila dan sessuai pula dengan aspirasi yang benar-benar
hidup di masyarakat.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karena
itu menginggat bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam.<span style="color: black;">[2]</span>
Yang tentunya mengharapkan berlakunya hukum Islam di Indonesia, termasuk hukum
warisnya bagi mereka yang beragama Islam, maka sudah selayaknya di dalam
menyusun hukum waris nasional nanti dapatlah kiranya ketentuan-ketentuan pokok
hukum waris Islam dimasukkan ke dalamnya, dengan memperhatikan pula pola budaya
atau adat yang hidup di masyarakat yang bersangkutan.<span style="color: black;">[3]</span>
</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">II.</span></b><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><b><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pembahasan tentang Hukum Waris Islam</span></b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setiap
masalah yang dihadapi oleh manusia ada hukumya (wajib, sunat, haram, <i>mubah</i>),
di samping ada pula hikmahnya atau motif hukumnya. Namun, hanya sebagian kecil
saja masalah-masalah yang telah ditunjukan oleh Al-Qur’an atau sunnah dengan
keterangan yang jelas dan pasti (<i>clear</i> dan <i>fix statement</i>),
sedangkan sebagian besar masalah-masalah itu tidak disinggung dalam Al-Qur’an
atau sunnah secara eksplisit, atau disinggung tetapi tidak dengan keterangan
yang jelas dan pasti.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal
yang demikian itu tidak berarti Allah dan Rasul-nya lupa atau lengah dalam
mengatur syariat Islam tetapi justru itulah menunjukan kebijakan Allah dan
Rasul-nya yang sanggat tinggi atau tepat dan merupakan <i>blessing in disguise</i>
bagi umat manusia. Sebab masalah-masalah yang belum atau tidak ditunjukkan oleh
Al-Qur’an atau sunnah itu diserahkan kepada pemerintah, ulama atau cendekiawan
Muslim, dan <i>ahlul hilli wal ‘aqdi</i> (orang-orang yang punya keahlian
menganalisa dan memecahkan masalah) untuk melakukan pengkajian atau ijtihad
guna menetaplan hukumnya, yang sesuai dengan kemaslahatan masyarakat dan
perkemmbangan kemajuannya.<span style="color: black;">[4]</span></span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Masalah-masalah
yang menyangkut warisan seperti halnya masalah-msalah lain yang dihadpi manusia
ada yang sudah dijelaskan permasalahannya dalam Al-Qur’an atau sunnah dengan
keterangan yang kongkret, sehingga tidak timbul macam-macam interpretasi,
bahkan mencapai ijma’ (konsensus) di kalangan ulama dan umat Islam. Misalnya
kedudukan suami istri, bapak, ibu dan anak (lelaki atu perempuan) sebagai ahli
waris yang tidak bisa tertutup oleh ahli waris lainnya dan juga hak bagiannya
masing-masing.<span style="color: black;">[5]</span></span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain
dari itu masih banyak masalah warisan yang dipersoalkan atau diperselisihkan.
Misalnya ahli waris yang hanya terdiri dari dua anak perempuan. Menurut
kebanyakan ulama, kedua anak perempuan tersebut mendapat bagian dua pertiga,
sedangkan menurut Ibnu Abbas, seorang ahli tafsir terkenal, kedua anak tersebut
berhak hanya setengah dari harta pusaka.<span style="color: black;">[6]</span>
Demikian pula kedudukan cucu dari anak perempuan sebagai ahli waris, sebagai
ahli waris jika melalui garis perempuan, sedangkan menurut syiah, cucu baik
melalui garis lelaki maupun garis perempuan sama-sama berhak dalam warisan.<span style="color: black;">[7]</span></span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penyebab
timbulnya bermacam-macam pendapat dan fatwa hukum dalam berbagai masalah waris
adalah cukup banyak.<span style="color: black;">[8]</span>
Tetapi ada dua hal yang menjadi penyebab utamanya, yakni :</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.</span><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Metode dan pendekatan yang digunakan oleh
ulama dalam melakukan ijtihad berbeda; dan</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.</span><span lang="IN" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kondisi masyarakat dan waktu kapan ulama
melakukan ijtihad juga berbeda.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal-hal
tersebut itulah yang menyebabkan timbulnya berbagai mazhab atau aliran dalam
hukum fiqh Islam, termasuk hukum waris. Maka dengan maksud mempersatukan dan
memudahkan umat Islam dalam mencari kitab pegangan hukum Islam, Ibnu Muqqafa
(wafat tahun 762 M) menyarankan Khalifah Abu Ja’far al-Mansur agar disusun
sebuah <i>Kitab Hukum Fiqh Islam</i> yang lengkap berdasarkan Al-Qur’an,
Sunnah,dan ra’yu yang sesuai dengan keadilan dan kemaslahatan umat. Khalifah
Al-Mansur mendukung gagasan tersebut. Namun gagasan tersebut tak mendapat
respon yang positif dari ulama pada waktu itu, karena ulama tak mau memaksakan
pahamnya untuk diikuti umat, karena mereka menyadari bahwa hasil ijtihadnya
belum tentu benar. Imam Malik juga pernah didesak oleh Khalifah Al-Mansur dan
Harun al-Rasyid untuk menyusun sebuah kitab untuk menjadi pegangan umat Islam,
karena setiap bangsa atau umat mempunyai pemimpin-pemimpin yang lebih tahu
tentang hukum-hukum yang cocok dengan bangsa atau umatnya.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Turki
adalah negara Islam yang dapat dipadang sebagai pelopor menyusun UU Hukum
Keluarga (1326 H) yang berlaku secara nasional, dan materinya kebanyakan
diambil dari maznab Hanafi, yang dianut oleh kebanyakan penduduk Turki.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di
Mesir, pemerintah membentuk sebuah badan resmi terdiri dari para ulama dan ahli
hukum yang bertugas menyusun rancangan berbagai undang-undang yang diambil dari
hukum fiqh Islam tanpa terikat suatu mazhab dengan memperhatikan kemaslahatan
dan kemajuan zaman. Maka dapat dikeluarkan UU Nomor. 26 tahun 1920, UU Nomor 56
tahun 1923, dan UU Nomor 25 Tahun 1929, ketiga UU tersebut mengatur
masalah-masalah yang berhubungan dengan perkawinan, perceraian, nafkah, idah,
nasab, mahar, pemeliharaan anak dan sebagainya. Hanya UU pertama yang masih
diambil dari mazhab empat, sedangkan UU kedua dan ketiga sudah tidak terikat
sama sekali dengan mazhab empat. Misal pasal tentang batas minimal usia kawin
dan menjatuhkan talak tiga kali sekaligus hanya diputus jatuh sekali. Kemudian
tahun 1926 sidang kabinet atau usul Menteri Kehakiman (<i>Wazirul ‘Adl</i>
menurut istilah disana) membentuk sebuah badan yang bertugas menyusun rancangan
UU tentang <i>Al-Akhwal al-Syakhsiyyah,</i> UU wakaf, waris, wasiat dan
sebagainya. Maka keluarnya UU Nomor 77 Tahun 1942 tentang waris secara lengkap.
Di dalam UU waris ini terdapat beberapa ketentuan yang mengubah praktek selama
ini. Misalnya saudara si mati (lelaki atau permpuan) tidak terhalang oleh
kakek, tetapi mereka bisa mewarisi bersama dengan kakek. Demikian pula
pembunuhan yang tak sengaja menggugurkan hak seseorang sebagai ahli waris.<span style="color: black;">[9]</span>
</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di
Indonesia hingga kini belum pernah tersusun <i>Kitab Hukum Fiqh Islam</i> yang
lengkap tentang <i>Al-Akhwal al-Syakhsyiyah</i> termasuk hukum waris, yang
tidak berorientasi dengan mazhab, tetapi berorientasi dengan kemaslahatan dan
kemajuan bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, baik penyusunannya itu
dilakukan oleh lembaga pemerintah atau lembaga swasta ataupun olah perorangan
(seorang ulama).</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQWB8bJi55Q5Q0CX5qZjmjZxF3qqkzvLiiiKnuR1N4WRU2LhW_b_lvAQAOs2dC1tUmdDWvCqSPsC1stLX5AFOWnXLlhZcY5RRlw0GdnFYPvN81ragH8E7YkgHx_Udz-LRYhowRpB3lB1Qa/s1600/contoh+makalah+hukum+waris.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQWB8bJi55Q5Q0CX5qZjmjZxF3qqkzvLiiiKnuR1N4WRU2LhW_b_lvAQAOs2dC1tUmdDWvCqSPsC1stLX5AFOWnXLlhZcY5RRlw0GdnFYPvN81ragH8E7YkgHx_Udz-LRYhowRpB3lB1Qa/s1600/contoh+makalah+hukum+waris.jpg" /></a></div>
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Book Antiqua'; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Baca kelanjutannya di <a href="http://contohmakalahterbaru.blogspot.com/2013/04/contoh-makalah-hukum-waris-bagian-2.html">Contoh Makalah Hukum Waris Bagian 2</a></span></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">Credit by <a href='http://contohmakalahterbaru.blogspot.com/'>Contoh Makalah Terbaru</a></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08376917937706326150noreply@blogger.com0